CIANJUR-Baru saja membersihkan sampah dan lumpur akibat terendam banjir pada Selasa (23/12) pagi, aparatur pemerintahan Desa Babakancaringin Karangtengah kembali harus gigit jari. Pasalnya air kembali menggenangi bale desa dan perkampungan sekitarnya sekitar pukul 15.16 WIB. Parahnya lagi air semakin membludak, hingga mencapai pinggang orang dewasa.
Kondisi genangan air seperti sudah diberitakan sebelumnya, akibat jebolnya daerah air sungai (DAS) Sasak 8 Elo yang berlokasi sekitar 800 meter dari desa tersebut. "Air kembali menggenangi Kampung Tipar, termasuk bale desa dan kini lebih besar lagi," kata Kepala Desa Babakancaringin Deni Setiabudi kepada Radar Cianjur, sore kemarin.
Akibatnya, sebagian besar warga yang mayoritas petani dan buruh tani hanya pasrah dan berdiam diri di rumah. Mereka menunggu keajaiban bantuan perbaikan irigasi agar air tak meluap ke persawahan dan permukiman.
Menurut Deni, bila hujan terus turun setiap hari, dapat dipastikan banjir susulan terus terjadi. "Baru saja pagi tadi (kemarin,red) ada pembersihan di desa dan lingkungan warga, sore ini sudah kembali diterjang luapan air. Saat ini air yang naik ke pemukiman warga cukup tinggi dari banjir pertama," terangnya.
Pihaknya sudah melakukan pendataan, terhadap warga dan petani yang sawahnya diterjang luapan Sungai Sasak 8 Elo ini. "Tercatat ada sekitar 10 rumah warga yang terendam banjir. Belum termasuk lahan sawah yang rusak juga kolam ikan," jelasnya.
Kini kondisi wilayah desa tersebut memprihatinkan, selain kotor oleh lumpur, batu kerikil dan sampah terlihat di mana-mana. Bahkan bantaran sisi lahan sawah juga ambruk akibat terendam oleh air yang menerjang begitu besar.
Pemukiman tersebut juga mirip sungai, bukan lagi terlihat kampung yang biasa layaknya ada aktivitas warga. Selain itu beberapa barang elektronik milik desa juga rusak seperti, speaker aktif, kulkas, sejumlah dokumen penting rusak dan basah. "Luas area persawahan yang diterjang banjir asalnya hanya 7 hektar, kini meluas hingga 10 hektar," terangnya.
Senada diungkapkan Ketua BPD Babakancaringin H Usep Deni yang berharap, segera ada bantuan untuk kebutuhan membenahi dan membersihkan lumpur dan kerugian yang sudah mematikan ekonomi para petani.
Meski sudah ada bantuan dari PSDAP Provinsi yang dikirim secara bertahap, seperti beronjong sebanyak 100 buah dan batu sekitar lima truk engkel yang diturunkan ke lokasi. "Kami juga terus berdo'a hujan jangan sampai terus berkepanjangan dan ada masa renggangnya. Karena khawatir banjir susulan lagi dan banjir tidak pernah ada hentinya," ujarnya.(mat)
Kondisi genangan air seperti sudah diberitakan sebelumnya, akibat jebolnya daerah air sungai (DAS) Sasak 8 Elo yang berlokasi sekitar 800 meter dari desa tersebut. "Air kembali menggenangi Kampung Tipar, termasuk bale desa dan kini lebih besar lagi," kata Kepala Desa Babakancaringin Deni Setiabudi kepada Radar Cianjur, sore kemarin.
Akibatnya, sebagian besar warga yang mayoritas petani dan buruh tani hanya pasrah dan berdiam diri di rumah. Mereka menunggu keajaiban bantuan perbaikan irigasi agar air tak meluap ke persawahan dan permukiman.
Menurut Deni, bila hujan terus turun setiap hari, dapat dipastikan banjir susulan terus terjadi. "Baru saja pagi tadi (kemarin,red) ada pembersihan di desa dan lingkungan warga, sore ini sudah kembali diterjang luapan air. Saat ini air yang naik ke pemukiman warga cukup tinggi dari banjir pertama," terangnya.
Pihaknya sudah melakukan pendataan, terhadap warga dan petani yang sawahnya diterjang luapan Sungai Sasak 8 Elo ini. "Tercatat ada sekitar 10 rumah warga yang terendam banjir. Belum termasuk lahan sawah yang rusak juga kolam ikan," jelasnya.
Kini kondisi wilayah desa tersebut memprihatinkan, selain kotor oleh lumpur, batu kerikil dan sampah terlihat di mana-mana. Bahkan bantaran sisi lahan sawah juga ambruk akibat terendam oleh air yang menerjang begitu besar.
Pemukiman tersebut juga mirip sungai, bukan lagi terlihat kampung yang biasa layaknya ada aktivitas warga. Selain itu beberapa barang elektronik milik desa juga rusak seperti, speaker aktif, kulkas, sejumlah dokumen penting rusak dan basah. "Luas area persawahan yang diterjang banjir asalnya hanya 7 hektar, kini meluas hingga 10 hektar," terangnya.
Senada diungkapkan Ketua BPD Babakancaringin H Usep Deni yang berharap, segera ada bantuan untuk kebutuhan membenahi dan membersihkan lumpur dan kerugian yang sudah mematikan ekonomi para petani.
Meski sudah ada bantuan dari PSDAP Provinsi yang dikirim secara bertahap, seperti beronjong sebanyak 100 buah dan batu sekitar lima truk engkel yang diturunkan ke lokasi. "Kami juga terus berdo'a hujan jangan sampai terus berkepanjangan dan ada masa renggangnya. Karena khawatir banjir susulan lagi dan banjir tidak pernah ada hentinya," ujarnya.(mat)
0 komentar:
Posting Komentar