PACET- Sejumlah petani sayur di Desa Sindangjaya Kecamatan Cipanas mengeluhkan harga jual sayuran anjlok. Diprediksi anjloknya harga sayuran akibat cuaca buruk.
Irman (51) salah seorang petani mengaku, saat ini harga untuk sayur jenis sawi hanya dihargai Rp1.000 per kilogram. Padahal dalam kondisi normal bisa mencapai Rp3.000 per kilogram.
Sedangkan untuk sayur jenis pakcoy hanya dihargai Rp2.000 per kilogram, sedangkan dalam kondisi normal bisa mencapai Rp6.500 per kg. "Harga anjlok seperti ini membuat kami kebingungan," akunya.
Dijelaskanya, kondisi saat ini pasokan kurang, karena kualitas sayuran jelek. Bagaimana tidak. banyak sayuran yang busuk sehingga harga jual juga murah.
"Sangat disayangkan pemerintah khususnya Dinas Pertanian tidak turun memberikan penyuluhan. Sehingga masyarakat kekurangan informasi, padahal Kampung Padajaya merupakan penghasil sayuran," ujar Cecep (48) warga lainnya.
Menurutnya, akibat curah hujan tinggi, ia dan para petani lainnya hanya mampu panen di bawah 50 kilogram. Padahal dalam kondisi normal bisa di atas 1 kuintal.
"Harga sayuran saat ini turun drastis, sehingga sangat memberatkan petani. Kami sayangkan pemerintah tidak memberikan solusi kepada para petani. Padahal petani saat ini sedang kebingungan," tuturnya.
Mayoritas warga Kampung Padajaya sangat mengandalkan pertanian sayur mayur sebagai sumber penghasilannya. Apabila mereka gagal panen dan harga jual murah, para petani sangat kelabakan. "Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja kami kesulitan. Jadi kami harus bagaimana lagi," imbuhnya.(fhn)
Irman (51) salah seorang petani mengaku, saat ini harga untuk sayur jenis sawi hanya dihargai Rp1.000 per kilogram. Padahal dalam kondisi normal bisa mencapai Rp3.000 per kilogram.
Sedangkan untuk sayur jenis pakcoy hanya dihargai Rp2.000 per kilogram, sedangkan dalam kondisi normal bisa mencapai Rp6.500 per kg. "Harga anjlok seperti ini membuat kami kebingungan," akunya.
Dijelaskanya, kondisi saat ini pasokan kurang, karena kualitas sayuran jelek. Bagaimana tidak. banyak sayuran yang busuk sehingga harga jual juga murah.
"Sangat disayangkan pemerintah khususnya Dinas Pertanian tidak turun memberikan penyuluhan. Sehingga masyarakat kekurangan informasi, padahal Kampung Padajaya merupakan penghasil sayuran," ujar Cecep (48) warga lainnya.
Menurutnya, akibat curah hujan tinggi, ia dan para petani lainnya hanya mampu panen di bawah 50 kilogram. Padahal dalam kondisi normal bisa di atas 1 kuintal.
"Harga sayuran saat ini turun drastis, sehingga sangat memberatkan petani. Kami sayangkan pemerintah tidak memberikan solusi kepada para petani. Padahal petani saat ini sedang kebingungan," tuturnya.
Mayoritas warga Kampung Padajaya sangat mengandalkan pertanian sayur mayur sebagai sumber penghasilannya. Apabila mereka gagal panen dan harga jual murah, para petani sangat kelabakan. "Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja kami kesulitan. Jadi kami harus bagaimana lagi," imbuhnya.(fhn)
0 komentar:
Posting Komentar