CIPANAS-Praktik panti pijat di daerah Cugenang hingga Cipanas bukan merupakan hal yang tabu. Baik, siang maupun tengah malam panti pijat itu tetap buka.
Aroma sensasi berbeda begitu terasa saat memasuki panti pijat yang berada di sepanjang Jalan Raya Cugenang maupun tikungan Lembah Koi. Pelayanan yang ramah dan wanita cantik begitu menggoda iman. Terlebih saat cuaca dingin, terasa badan ingin menikmati lembutnya pijitan dibeberapa panti pijat tradisional.
Namun ternyata bukan hanya di panti pijat yang sudah menepat saja, ada juga tukang pijat plus-plus yang berkeliling ke berbagai vila dan hotel yang bisa dipanggil kapan saja.
"Saya terpaksa, jadi tukang pijat tradisonal. Bagaimana tidak saya seorang janda anak dua, sehingga demi menghidupi keluarga saya rela menjadi tukang pijat siang maupun malam di Cugenang," terang ST (37) kepada Radar Cianjur, kemarin.
Diakuinya, biasa ada tarif normal setengah jam, hingga tiga jam. Jelas harganya juga berbeda. "Kalau setengah jamnya biasa saya Rp80 ribuan. Nah klo mau plus-plus juga bisa, tapi itu ada lebihnya donk," terangnya.
Wanita, berpakaian sexi ini mengakui harus ada uang service karena dirinya harus menyetorkan ke mamih. Lantaran, dia bekerja di panti pijat itu hakikatnya karena mamih juga. "Biasanya sekitar 50 persen saya setorkan dari setiap tamu. Ada tamu yang ingoin dipijat biasa ada juga yang plus-plus," tuturnya.
Dia mengaku, malu jika di rumahnya bekerja di panti pijat karena itu dirinya kerap menyembunyikan identitas pekerjaanya. "Saya ini orang Sukaresmi, kalau ketemu dijalan jangan sampai orang tau pekerjaaan saya," ungkapnya.
Dirinya, mengaku tidak jarang dari tamu mendapatkan uang lebih. Biasanya, mereka itu berasal dari luar kota. "Sudah hampir satu tahun saya bekerja di panti pijat daerah Cugenang itu. Tidak ada pilihan pekerjaan lain, makanya saya masih menggelutinya hingga saat ini," imbuhnya.
Sementara itu, nampak beberapa wanita berkerudung mondar-mandir di kawasan Kota Bunga. Ternyata mereka itu seorang khadamah alias juru masak arab, namun dibalik profesinya itu terselip sebuah pekerjaan lain. "Saya memang dipesan tuan, untuk melayaninya dalam membuat makanan. Namun, saya juga dimintai untuk melayaninya juga," terang DN (29).
Wanita asal Bandung Barat dan mengontrak di Sukanagalih itu mengaku, kerap dimintai untuk memijit tubuh Arab itu. Tentunya, ada uang lebih yang diberikan tuan kepadanya.
"Biasanya awal-awal saya memijit tubuhnya, setelah itu biasanya dia ajak ML. Tapi karena ada uang lebih yang diberikan makanya mau tidak mau saya melayaninya," tuturnya.
Namun, saat ditannya enggan menyembutkanya. Lantaran harga yang diberikan biasanya variatif. "Saya biasanya diminta pengelola vila ajah, dalam sehari memasak saja tanpa plus-plus pijit saya dapat Rp 150 ribuan. Tapi, kalo plus-plus saya bisa dapat lebih," imbuhnya. (fhn)
0 komentar:
Posting Komentar